Jika kalian ditanya guru kalian, apakah sekarang hanya bahasa Arab dan
Ibrani saja yang ditulis dari kanan? Tidak. Sebenarnya, masih banyak penulisan
lainnya yang ditulis dari kanan, dan masih bertahan hingga kini. Inilah 7 Sistem
Penulisan Yang Dimulai Dari Kanan Ke Kiri.
1.Aksara Arab
Aksara Arab atau tepatnya Abjad Arab adalah sistem penulisan yang
digunakan untuk sekitar 32 Bahasa berbeda didunia termasuk Bahasa Arab sendiri.
Di Indonesia sendiri juga dikenal bahasa Melayu atau Jawa yang ditulis dengan
huruf Arab yang disebut Huruf Jawi. Sekarang Arab Jawi hanya ditulis untuk
kitab-kitab Islam, dan juga beberapa daerah mewajibkan Huruf Jawi dituliskan di
papan nama instansi pemerintahannya disamping Huruf Latin. Keseluruhannya
berjumlah 28 huruf.
2.Aksara Ibrani
Aksara Ibrani adalah sistem penulisan yang digunakan untuk menuliskan
Bahasa Yahudi di Israel. Aksara Ibrani juga digunakan untuk menuliskan bahasa
Yiddish, Ladino, dan beberapa orang juga memakainya untuk menuliskan Bahasa
Arab (Judeo-Arab). Bahasa Yiddish adalah
bahasa yang digunakan kaum Yahudi Jerman (Askhenazim) dimana kosakatanya lebih
banyak menyerap bahasa-bahasa Germanik (Jerman-Belanda-Inggris), sedangkan
Bahasa Ladino sendiri adalah bahasa kaum Yahudi Iberia (Sefaradim) yang
kosakatanya berasal dari Bahasa Spanyol Tua. Kaum Samaria kini juga memakai
Aksara Ibrani untuk keperluan liturgisnya.
Oh iya, Aksara Ibrani sekarang ini sebenarnya adalah versi Aksara
Ibrani Modern, karena sebenarnya Aksara Ibrani Lama agak berbeda dengan
punyanya sekarang ini, meski tak banyak. Dan, keseluruhannya berjumlah 22
huruf.
3.Aksara Suryani
Aksara Suryani, lebih tepatnya Abjad Suryani, adalah abjad yang
digunakan untuk menulis bahasa-bahasa Aram, meski yang masih menjadi bahasa
sehari-hari kini hanyalah bahasa Aram Modern. Bahasa Aram Modern terutama dituturkan
disekitar Syiria Utara dan Irak Utara dan tanah diaspora mereka. Sistem
penulisan Aksara Suryani terbagi menjadi tiga bentuk, yaitu Estrangela,
Madnhaya, dan Serto. Namun,modernnya lebih banyak dipakai Madhnaya daripada
yang lainnya. Keseluruhannya ada 22 huruf.
Namun setelah beberapa perang,
bahkan genosida yang terjadi kepada mereka pada pemerintahan awal Turki, bangsa
ini mulai berdiaspora kemana-mana. Pada 1994, SIL melaporkan ada sekitar
220.000 orang yang menuturkannya. Semasa perang Irak, awal 2000 semakin banyak
orang Aram yang meninggalkan tanah air mereka. Kini Diasporanya sudah banyak
tersebar di segala penjuru dunia meski di tanah air mereka masih ada orang Aram
yang tersisa.
4.Aksara Thaana
Aksara Thaana adalah sistem penulisan abugida yang digunakan untuk
menulis Bahasa Divehi. Bahasa Divehi sendiri merupakan bahasa resmi Maladewa,
Negara kepulauan yang berada di tengah-tengah luasnya samudra Hindia. Dan,
Bahasa Divehi ini juga bagian dari bahasa-bahasa Indo-Arya, yang menjadi rumpun
bahasa-bahasa di India.
Dalam sejarahnya, Aksara Thaana sendiri usianya belum lama. Sistem
penulisan tertua dalam bahasa Divehi adalah apa yang dinamakan sebagai Evela
Hakuru yang ditemukan di sebuah lempengan dekat Male. Disusul Divehi Hakuru,
yang merupakan keturunan huruf Brahmi dan hampir serupa dengan Sinhala. Namun
semenjak abad ke-16, tepatnya semenjak terusirnya Portugis dari Maladewa, mulai
dipergunakan huruf turunan Divehi Hakuru dan turunan huruf Arab yang disebut
sebagai huruf Thaana, dan ditulis dari kanan ke kiri seperti layaknya huruf
Arab.
5.Aksara N’Ko
Aksara N’ko adalah sistem penulisan yang digunakan untuk menulis
bahasa-bahasa Manding, suatu kelompok besar bahasa yang dituturkan di Afrika
Barat. Aksara ini sendiri diciptakan oleh Solomona Kante pada 14 April 1949.
N’ko sendiri berarti saya berkata dalam
semua bahasa Manding
Jadi ceritanya Solomona Kante membuat sistem ini berangkat dari
pemikiran yang mengatakan bahwa orang Afrika adalah orang yang tidak berbudaya.
N'Ko pertama kali mulai digunakan di Kankan, Guinea, sebagai alfabet Bahasa Maninka
dan sejak itu mulai disebarkan dan diajarkan dari sana kepada semua bahasa
rumpun Manding yang berada di Afrika Barat.
6.Aksara Mandaik
Aksara Mandaik adalah sistem penulisan yang digunakan untuk menulis
bahasa Mandaik, sebuah bahasa yang dituturkan komunitas religi Mandaik (banyak
yang menyebutkan mereka orang Shabiin) di perbatasan Utara Irak-Iran. Menurut
Ethnologue, terakhir pada 2006 bahasa ini mempunyai penutur sebanyak 5500
orang. Aksara ini memiliki kedekatan dengan Aksara Suryani, dan keseluruhannya
berjumlah 24 huruf.
7.Aksara Avesta
Aksara Avesta adalah sistem penulisan yang digunakan untuk menulis
bahasa Avesta, bahasa yang kini hanya digunakan untuk keperluan liturgis kaum
Zoroastrian, karena kitab suci mereka, Zend Avesta, ditulis dalam Bahasa
Avesta. Bahasa Avesta sendiri merupakan salah satu bahasa rumpun Iranian, yang
berasal dari Persia.
Aksara Ibrani dan Arab, satu dari beberapa aksara yang ditulis dari kanan ke kiri
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus